Yes akhirnya bisa nulis lagi !

Kali ini saya akan cerita sedikit mengenai indahnya salah satu tempat tersembunyi di seputaran kota bandung. Curug malela ! . curug (air terjun) malela ini terletak di daaerah cililin kabupaten bandung, tapi mungkin agak jauh dari bandung, karena kemarin saya bersama 2 orang teman saya itu menghabiskan sekitar 4-5 jam :D menggunakan motor , lumayan cukup melelahkan. Hehe.

Curug yang sering disebut miniatur niagara ini memiliki ketinggian sekitar 60-70 m dan lebar sekitar 100 m dengan hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng yang nantinya mengalir membentuk jaringan sungai Cidadap dan bermuara ke Cisokan.  Airnya sangat deras dan bila sedang beruntung kita dapat menyaksikan ratusan ekor monyet ekor panjang (macaca pasciscularis) sedang minum air di bawah Curug Malela. 

Curug Malela merupakan air terjun paling atas dari rangkaian tujuh air terjun sepanjang 1 km.  Urutannya adalah Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngebul, Curug Sumpel, Curug Palisir dan ditutup dengan Curug Pameungpeuk.  Semua terletak di desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.



Akses perjalanan menuju curug malela yaitu anda harus melewati kota Cimahi, Dari Cimahi perjalanan melalui daerah Batujajar, lalu kota Kecamatan Cihamelas dan Cililin.  Jalan yang dilalui umumnya berkelok namun kondisinya mulus.  Setelah melewati Cililin, selanjutnya memasuki kota Kecamatan Sindangkerta, Bunijaya, Gunung Halu, dan perkebunan teh Rongga. 

Selepas dari Kota Kecamatan Rongga, sekitar 8 km dari lokasi curug,  Kondisi jalan berubah menjadi berbatu dengan tanjakan curam.  Memasuki Desa Cicadas,untuk menuju lokasi curug tidak ada papan penunjuk arah. 



Setelah memarkir kendaraan di kampung terakhir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 2 km.  Jalan yang dilalui adalah jalan setapak dengan kontur naik turn.


Bila menggunakan kendaraan umum dari Bandung, perjalanan bisa dimulai dari Terminal Ciroyom menggunakan bis antar kota dengan rute menuju Buni jaya yang melewati Ciroyom, Cililin, Sindang Kerta, Gunung Halu dan Rongga dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam. Atau dari Terminal Leuwi Panjang menggunakan bis dengan jurusan Cimahi atau Cililn, kemudian lanjutkan dengan angkot ke Bunijaya.


Tiba diterminal Bunijaya perjalanan dilanjutkan ke Desa Cicadas dengan menggunakan ojek sejauh kurang lebih 12 km menyusuri tebing dan jurang dengan kondisi jalan yang berbatu (off road) dan berliku-liku penuh dengan tikungan tajam.  Ongkos Ojek hingga ke Desa Cicadas ini sebesar Rp 10000 untuk sekali antar.


Setelah itu dari pinggiran Desa Cicadas dilanjutkan dengan berjalan kaki 3 - 4  km melalui jalan setapak membelah hutan, menyusur sawah dan beberapa turunan yang curam bahkan menyisir jurang. parkir mobil yang berjarak sekitar 2 km dari lokasi Curug atau sekitar satu jam. . 

Tapi saya yakin, anda tidak akan kecewa dengan hasil yang anda temui disana. :D
Mengenai asal usul, nama Malela diambil dari nama Eyang Tadjimalela, yang menurut penduduk sekitar, ngageugeuh (menguasai) kawasan tersebut. "Bahkan, kalau sedang kebetulan, dia bisa menampakkan dirinya. Beberapa waktu lalu, ada yang ngambil foto curug. Waktu dilihat, di bawahnya ada gambar kakek-kakek berjenggot dengan baju serba putih," kata Subarna. 

Curug malela ini pun menjadi potensi jawa barat yang sangat besar untuk di kunjungi para wisatawan. Namun karena kurangnya promosi dan akses jalan yang sanagat buruk menurut saya, maka banyak yang tidak tahu atau bahkan pada kapok untuk mengunjungi curug malela ini.

Semoga anda tertarik untuk mengunjungi miniatur niagara di indonesia ini J
Sampai Ketemu di cerita selanjutnya

Berikut video perjalanan kami di curug malela : http://www.youtube.com/watch?v=WlstTkGKgas
dari jarak 1km jalan kaki sebelum nyampe
CURUG MALELA !